Greenious-Hurray

Gak da yang lebih menyenangkan selain mencurahkan ide dalam bentuk tulisan, dan orang-orang membaca dan mengerti tulisan itu. He..he..

Jam Dinding


RockYou FXText

Monday, January 19, 2009

Pacar SMA

Diposkan oleh Reesh-Ma

Pertama kalinya aku berada disini, aku masih belum bisa mengerti apa-apa. Jangankan mengerti, melihat dengan benar-benar jelas masih harus menerka-nerka. Semuanya seakan seperti angin yang jelas-jelas dirasakan tanpa mampu untuk direalisasikan menjadi sesuatu yang nyata.

Aku ini gadis yang masih polos, tak ada satupun yang terlihat mencolok padaku. Meski secara fisik aku ini gadis SMA, tapi tetap saja aku masih belum benar-benar merasakan dunia SMA. Dunia dimana semua orang termasuk temanku bilang dunia paling asyik. Itulah yang selalu mereka elu-elukan tapi entah dimana asyiknya? Bagiku selama ini semua biasa saja, bahkan hingga 1 tahun aku di SMA aku belum menemukan dimana istimewanya.

“halo ngapain?” Seorang cowok datang dan menepuk bahuku
“Cuma ngelamun!”
“o… ngelamunin gua ya? Elu kangen gua?”

Aku Cuma tersenyum pelan, terpaksa meski sebenarnya aku nggak benar-benar ingin merespon kata-katanya. Cuma sekedar kamuflase daripada dia mengadu dan akibatnya aku harus mendengarkan ocehan teman-temanku mengenai segala tata cara dalam berpacaran. Segala tetek bengek yang bahkan aku sendiri nggak ngerti apa yang semua orang inginkan dalam berpacaran?

Cowok ini pacar pertamaku. Entah bagiku ini pacaran atau bukan karena memang sebenarnya perasaanku tidak pernah terpaut padanya. Semua ini karena teman-temanku, mereka yang mengenalkan aku padanya, mereka yang mengatakan dia menyukaiku dan mereka yang menjodohkan aku dengannya.

Entah sejak kapan hubungan ini dimulai. Tiba-tiba saja dia rutin datang kerumah saat hari sabtu, cara bicaranya seolah-olah dia selalu memanjakan aku. Diapun sering mengirimi sms-sms berisikan perasaannya padaku. Tapi bagiku semua itu biasa.

“kenapa Diam? Ada masalah? cerita dong, mungkin gua bisa bantuin elo!”

Aku menatap wajahnya. Aku berfikir sadarkah ia bahwa masalah sebenarnya justru ada pada perasaannya yang menyukaiku?

“sakit?”
Aku diam.
“laper?”
“aku mau pulang!”
“gua anter yach?”
“nggak aku pulang sendiri!”
”nggak, gua anter sampe rumah, klo dijalan ada apa-apa gimana?”
“aku mau ke warnet”
“tetep gua anter, gua ikut elo ke warnet”
“aku lama mungkin 3 jam”
“gua tungguin, sampe subuh bakal gua tunggu”
“ntar kamu dicariin”
“gue udah biasa pulang sore”
“aku gak mau ngerepotin kamu”
“gue gak ngerasa kerepotan dengan semua hal buat elo”
“aku pingin sendiri”
“kenapa harus sendiri? Klo elo punya masalah cerita ke gue!”

Nada bicaranya meninggi sedikit, aku merasakan akan datang adanya pertengkaran antar aku dan cowokku yang kemudian berahir dengan omelan-omelan temen-temenku.

“ceritanya aku jenuh. Kamu selalu ikut campur urusanku. Selalu ingin tahu ini – itu kamu…”
“gua ini pacar elu kan? Wajar donk gue ingin tahu semua tentang pacar gu...”
“bagiku enggak! Klo ini hubungan pacaran yang kamu mau, aku berhenti”
“maksud elo, kita putus?

Aku diam. Putus?! Apa hebatnya kata putus itu? Banyak gadis takut putus dengan pacarnya. Apa yang mereka takutkan? klo memang tak ada lagi perasaan dari salah satu pihak, untuk apa bertahan? Semuanya Cuma bakal melahirkan kebohongan-kebohongan baru yang bakal menyakiti pihak yang satunya kelak.

Setidaknya itu yang ingin kukatakan sekarang. Tidak, seharusnya sudah dari dulu kukatakan tidak. Sejak dia mulai mengenalku, harusnya saat itu aku bisa tegas bahwa dia bukan orang istimewa buatku. Sebelum semuanya jadi terlalu rumit seperti ini, Bukankah lebih baik menyakiti diawal cerita?

Tapi ternyata sama saja, aku ini sama penakutnya dengan cewek-cewek yang takut dengan kata putus. Hanya aku bukan takut diputus, justru aku mengharapkan dia memutuskanku secepatnya. Itulah! Bukan hanya kali ini aku diambang putus dengan cowokku, sudah berkali-kali malah. Tapi hasilnya sama saja, aku tetap harus berbaikan dengannya hanya demi temanku.

Entah kenapa aku harus takut dengan mereka? Tidak ada yang bersaing denganku untuk cowokku. Mereka bilang aku ini kekanak-kanakan. Tapi coba lihat! Apa aku dewasa membiarkan diriku pasrah dalam hubungan yang nggak jelas juntrungnya? Tetap saja aku ini gadis yang polos, mungkin itulah yang membuatku nggak ngerti jalan pikiran mereka. Katanya aku ini kolot!

Pacaran itu itu harus saling mengerti dan memahami, itu Bull Shit! Klo memang itu tujuannya apa harus dibayar dengan kebebasan dan perasaan seseorang? Bagiku tidak! Aku sudah bosan takut, sudah bosan putus asa, itu yang dikatakan seorang sastrawan. Dan aku harus bisa lepas dari masalahku klo perlu dengan caraku sendiri.

“Ya, seperti katamu. Kita putus!”
“tapi gue sayang elu”
“sayang? Tidak sadarkah kamu perasaanmu membatasiku? Kamu buat aku terus-terusan mengalah dengan keputusan teman-temanku tanpa kamu ataupun mereka tau gimana perasaanku”
“klo gitu katakan tentang perasaan elu”
“aku ingin semua masalah ini selesai tanpa harus ada hubungannya dengan temen-temenku”
Dia diam, Sepertinya dia mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menyanggah kata-kataku.
“aku ini kekanakan, menurutku kamu justru lebih kekanakan. Aku nggak ngerti dimana istimewanya duniaku, dan mereka bilang pacaran adalah salah satu istimewanya. Tanpa mereka biarkan aku memilih siapa dan apa yang kurasakan, mereka memaksaku bersamamu. Dan ternyata kamu Cuma cowok yang bersembunyi dibalik punggung temenku untuk bersamaku”
“lalu elo…”
“sori, aku nggak bisa berhubungan dengan cowok yang sama sekali nggak memiliki perasaanku”
“ta…”
“satu hal lagi. Aku nggak peduli jika akhirnya kamu nagdu pada temenku. Untuk kali ini aku sudah valid”

Aku berjalan pergi. Dalam pikiranku Cuma ada kata-kata omelan temen-temenku nanti. Bahwa aku kekanakan tanpa mau memberikan kesempatan untuk berubah. Justru karena kekanakanku itulah yang membuatku ingin lepas dari kisah seperti ini. Biarlah aku memiliki hubungan dengan cowok yang mampu menerima bahwa aku ini masih terlalu polos.

3 komentar:

Amira Abdul Halim Draven Singorjo said...

live life to the fullest, dun give a damn wat people say about u, dun let other control your life..
sebenarnya, dengar kata hati paling berkesan..
tapi, apa2 pun, kamu mesti duduk berbincang baik2 dengan cowokmu.. luahkan apa yang ada dihati..

Ayusky said...

bagus bgt:)
Ayu jd pengen bljr bikin cerpen:D

Reesh-Ma said...

hahaha...
tapi sayangnya gak penah kemuat di media percetakan..
sedihnya...

Post a Comment

Cuap-Cuap yah...